Berbagi pengalaman dan informasi seputar beternak Kalkun dan elemen-elemen yang mendukungnya....

Selasa, 11 Januari 2011

Monitoring

Betapa pentingnya monitoring dalam setiap hal termasuk monitoring pada hewan peliharaan atau ternak kita. Mengapa saya bisa bilang seperti itu, saya pernah punya pengalaman, suatu kali saya hampir saja kehilangan seekor indukan kalkun betina yang produktif sekali, yang notabene harganya kalo di pasar bisa sampai 350-400rb, gara-gara saya tidak memperhatikan secara teliti dan memonitoring ternak saya, karena waktu itu saya pikir indukan tersebut hanya sakit Cholera/kolera(berak kapur) saja, karena memang beraknya encer dan putih seperti tanda-tanda pada unggas yang terkena berak kapur, tetapi setelah saya pisahkan dan saya obati dengan obat untuk kolera, dan setelah saya lihat sudah tidak berak kapur lagi, saya lepaskan dari kandang karantina, tetapi sehari setelahnya saya melihat tingkah lakunya masih seperti saat terkena cholera/kolera(berak kapur) tidak nafsu makan, muka pucat, tidak gesit, dan seperti sekarat, pada waktu itu saya sempat bingung, kenapa ya si Jesica(nama untuk untuk kalkun ini), beberapa hari kemudian saya baru mengetahui penyebabnya itupun setelah sepupu saya yang memberitahu, "Mas-mas... tuh sejesika kok ada kuning-kuningnya di dadanya (bagian yang tertutup sayap)." Dengan buru-buru dan rasa penasaran sayapun mencoba menangkapnya, dan ternyata benar terdapat luka-luka yang sudah mulai membusuk dan sudah ada beberapa zet/belatung kecil-kecil yang sedang "asik" menggerogoti luka si Jesica, betapa kaget dan shocknya saya, ternyata ini peyebabnya sehingga si jesica jadi kesakitan seperti mau mati, saya baru ingat mungkin saya agak tergesa-gesa untuk melepaskannya dari kandang karantina sewaktu jesica belum betul-betul sembuh dari sakit berak kapurnya, padahal sudah ada si erik(nama indukan pejantan saya) yang sedang menunggu jesica untuk di kawini,
Waktu itu beberapa saat setelah saya melepaskan si jesica dengan cepatnya si erik mengawini jesica, dengan kondisi yang belum begitu fit, dan dengan lemasnya jesica pun pasrah, karena saya pikir hal itu wajar saja dan hal itu tidak pernah saya ketahui sebelumnya, dan sayangnya pun saya tidak pernah mengontrol satu persatu, ternyata cakar-cakar erik melukai dada Jesica karena ketidakberdayaanya, karena tidak saya mengetahuinya luka tersebut menjadi membusuk karena tidak segera diobati... fyuuhh.... saya sangat menyesal sekali dengan kejadian tersebut, sehingga setelah kejadian tersebut, secara berkala saya selalu mengontrol dan memonitor baik tingkah laku ataupun mengecek keadaan fisik kalkun saya satu-persatu, mungkin untuk sekarang-sekarang ini masih bisa saya handle, karena kalkun saya masih belum banyak, jadi langkah berikutnya mungkin saya harus memikirkan bagaimana cara efektif untuk memonitor dan mengontrol ternak saya kalo jumlahnya sudah mulai banyak.

Inilah salah satu contoh dari pengalaman saya bahwa memang sangat pentingnya memonitor/mengontrol setiap hal dengan seksama dan teliti, bukan hanya didalam hal peternakan, tetapi disetiap hal dikehidupan kita memerlukan monitoring dan kontrol agar semua bisa berjalan dengan lancar.

7 komentar:

Anonim mengatakan...

Kasian Jesica. Ga bisa bayangin gimana rasanya masih lemas abis sakit, dikawinin terus dilukain lagi dadanya sampe membusuk. Dirawat baik2 ya mas, ga cuma Jesica yang produktif, yang lainnya juga disayang... I love animals!

-Nazla-

Blog For Funz mengatakan...

nice info pak, saya juga baru belajar coba2 pelihara kalkun

Candi Kalkun mengatakan...

Sama-sama mas, senang bisa berbagi pengalaman dengan teman-teman... kalo mau share sesuatu silahkan saja...
posisi dimana mas??

Syakira Niam (Toko pakaian-Tupperware-dan powerbank @Jogja) mengatakan...

Baca tulisan ini terasa bermaanfaat sekali.. Sedikit bercerita tentang pengalaman saya sendiri, saya beberapa bulan lalu beli kalkun 9 ekor, empat dewasa dan sisanya kecil2/anakan..kemudian saya minta orang lain untuk memelihara,, beberapa minggu kemudian setelah itu saya pantau ke yang pelihara ternyata kalkun yang gede katanya mati 1 ekor, lanjut beberapa hari kemudian yang gede ada yang mati lagi 1, dan yang kecil juga 2 ekor mati..berikutnya yang lain bergiliran mati sampai tersisa 2 kalkun yang gede, akhirnya saya minta kembali kalkun yang tersisa untuk saya pelihara sendiri..alhamdulilLah setelah dipelihara sendiri, kalkunnya bisa hidup dan bahkan jadi gemuk sekarang..

Candi Kalkun mengatakan...

Alhamdulillah.. masih ada yang terselamatkan, saya setuju dengan njenengan, sebaiknya memang semua harus kita sendiri yang handle, kalaupun memang harus dihandle orang lain sebaiknya kita tidak lepas begitu saja, tapi kita juga harus tetap control walaupun tidak seperti kalo kita handle sendiri, semua memang ada hikmah yang bisa kita ambil...
posisi njenengan Slemannya dimana njih??


Salam Kalkuners.

cie pujoe mengatakan...

mas tau obat untuk kalkun yg sakit "di kepalanya banyak koreng-koreng gitu"

Candi Kalkun mengatakan...

Obatnya ada beberapa tapi yang paling penting yang anda harus lakukan:

1. Karantina hewan yang terkena koreng atau cacar.
2. Kelupas tiap hari koreng/cacar tersebut kemudian diberi antiseptic sampe sembuh, kalo tidak tega mengelupas ya tidak usah dikelupas hanya diberi antiseptic saja, tapi waktu penyembuhannya akan agak lama.
3. Usahakan selalu jaga kebersihan kandang.
4. Ada juga obat jawa sebagai ganti antiseptic "daun awar-awar"

begitu dari saya, semoga membantu