Berbagi pengalaman dan informasi seputar beternak Kalkun dan elemen-elemen yang mendukungnya....

Rabu, 23 Mei 2012

Beternak Kalkun - Turkeys

Kalkun merupakan salah satu jenis aneka ternak unggas dari ordo Galliformes, genus Meleagris yang banyak diminati kaum expatriat. Budidaya kalkun di Indonesia masih belum popular dikarenakan belum disosialisasikan dan masyarakat umumnya masih banyak mengkonsumsi daging ayam dibandingkan daging kalkun. Daging kalkun mempunyai keunggulan disamping dagingnya yang sangat lezat juga berprotein tinggi, kandungan lemak dan kolesterolnya sangat rendah. Kandungan asam oleat (minyak zaitun) dan omega 6 yang cukup tinggi akan bermanfaat bagi kesehatan jantung. Minyak zaitun, selain menambah cita rasa juga memiliki sifat anti inflamasi yang kuat, membantu mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. Daging Kalkun juga memiliki kadar tinggi Zinc (meningkatkan vitalitas dan kekebalan), selenium (anti kanker) dan vitamin B serta proses pembentukan/perkembangan otot dan otak (kecerdasan) akan menjadi lebih sempurna. Harga jualnya juga cukup menggiurkan, karkas dengan berat 5 – 6 kg berkisar Rp 250.000-Rp 300.000 sedangkan karkas dengan berat 8 kg harga jual Rp 600.000


  Budidaya kalkun dapat terlaksana dengan baik jika memperhatikan mengenai manajemen pemeliharaan meliputi: pembibitan; pakan dan pemberian pakan ; perkandangan dan ranch (penggembalaan) ; penyakit dan penanganan penyakit. Pembibitan dilakukan mulai dari pemilihan induk kalkun dan penetasan. Pakan dan pemberian pakan yang perlu diperhatikan mengenai kebutuhan protein dan kalori ; bahan baku pakan ; metode menyusun ransum sesuai kebutuhan kalkun ; kebutuhan dan pemberian ransum ; kebutuhan vitamin dan mineral ; kebutuhan air minum kalkun. Secara umum pakan kalkun mirip dengan pakan unggas atau jenis burung lainnya yaitu termasuk pemakan biji-bijian, yang membedakan kalkun sangat menyukai hijauan daun..
Pemberian daun untuk ransum kalkun dapat dilakukan dengan cara dipotong-potong terlebih dahulu atau dibiarkan dimakan di lapangan terbuka. Pemberian hijauan daun dengan cara dilepas pada areal yang sudah ditanami hijauan daun akan member manfaat lebih yaitu kalkun secara “insting” dapat memilih sendiri jenis-jenis daun dan mineral dalam tanah yang dibutuhkan serta dapat mengkonsumsi aneka serangga sebagai tambahan protein. Dari bahan pakan seperti dikemukakan di atas sangat bias dipahami bahwa kalkun memang sebenarnya sangat adaptif dengan lingkungan hidupnya dan relative mudah untuk diternak secara alami.

Kandang yang biasa digunakan untuk kalkun ada tiga tahap yaitu : kandang untuk pembibitan ; kandang untuk starter ; kandang untuk grower dan finisher. Penyakit dan penanganan penyakit dapat dilakukan selain vaksinasi, pemberian obat, untuk pencegahan agar tidak menular dilakukan isolasi dan karantina bagi kalkun yang sakit, dilakukan penyemprotan disinfektan berkala pada kandang.

Manajemen pengelolaan kalkun juga perlu diperhatikan meliputi : panen dan penanganan pasca panen ; pengelolaan daging kalkun ; pengolahan daging kalkun; prospek pemasaran ; analisis usaha betrnak kalkun.

 
Thanks to:
Penulis : Mira Astuti Ariharti, S.Pt

Direktorat Pakan Ternak. (www.ditjennak.deptan.go.id)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

wahh, mantap....