Berbagi pengalaman dan informasi seputar beternak Kalkun dan elemen-elemen yang mendukungnya....

Senin, 04 Juni 2012

KOTORAN KALKUN JADI LISTRIK


Kotoran kalkun akan meningkat kegunaannya setelah sebuah perusahaan di Minnesota, AS, selesai membangun pusat pembangkit tenaga listrik yang bahan bakarnya menggunakan sisa-sisa unggas itu. Pembangunan pembangkit tenaga listrik ini memang tidak akan menjawab seluruh kebutuhan listrik di AS, namun ia bisa menghasilkan energi bersih yang mampu memenuhi kebutuhan listrik bagi 55.000 rumah. Selain itu, pembangkit yang akan membakar 90 persen kotoran kalkun ini memiliki produk sampingan berupa pupuk. Sesungguhnya penggunaan kotoran untuk menghasilkan tenaga bukan hal yang asing. Tiga pembangkit yang memanfaatkan kotoran unggas sudah dibangun di Inggris.
Dalam skala kecil, pemakaian kotoran untuk menghasilkan bahan bakar juga banyak dipakai di berbagai negara. Namun fasilitas di Minnesota ini adalah yang terbesar di dunia yang memanfaatkan kotoran unggas. Mengapa dipilih kotoran kalkun? Menurut penelitian, ampas dari kalkun lebih baik digunakan sebagai bahan bakar dibanding kotoran babi maupun sapi. "Kotoran unggas adalah bahan yang lebih kering sehingga terbakar lebih baik," kata Charles Grecco, salah seorang yang terlibat dalam pembangunan pembangkit tenaga. Pembangkit sebesar 55 megawatt ini direncanakan akan membakar 700.000 ton kotoran kalkun tiap tahun, dan menghasilkan pupuk sebagai produk sampingannya.
Dalam proses ini fosfor dan nitrat dari kotoran akan digunakan lagi sehingga tidak mencemari air di wilayah tersebut. Keuntungan lain adalah lebih sedikitnya gas karbon dioksida yang dikeluarkan bila dibanding yang dihasilkan pada pembusukan kotoran. Ini akan mengurangi produksi gas penyebab efek rumah kaca, dimana AS adalah negara yang paling banyak menghasilkan gas ini. Nah, bila teknologi ini semakin umum penggunaannya di masa mendatang, maka kita mungkin akan bisa menghemat penggunaan bahan bakar fosil, memecahkan masalah sampah yang menggunung, sekaligus membantu mewujudkan lingkungan yang lebih sehat.

Tidak ada komentar: